Lewati navigasi

kilas balik

merah putihmari kita segarkan ingatan kita terlebih dulu. pada bulan agustus 2007, roy suryo mengumpulkan para wartawan warung Bakmi Kadin, Yogyakarta, untuk mengumumkan hasil penemuannya: bahwa lagu kebangsaan Indonesia Raya ternyata terdiri dari tiga stanza, bukan satu stanza! beliau lalu memamerkan rekaman video jaman dulu, yang menurut klaim beliau, beliau temukan di perpustakaan leiden 3 bulan sebelumnya (yang berarti pada sekitar bulan mei 2007), yang memperdengarkan lagu Indonesia Raya yang terdiri dari tiga stanza.

ada beberapa hal yang patut kita perhatikan:

  1. lagu Indonesia Raya memang terdiri dari tiga stanza, bukan satu stanza yang seperti yang dikira oleh roy suryo. hal ini diperkuat dalam wawancara dengan roy suryo:

    Dia mengaku baru waktu itu tahu bahwa versi asli Indonesia Raya terdiri dari 3 stanza, dan bukan cuma satu seperti yang selama ini dinyanyikan dalam pelbagai kesempatan resmi.

  2. “penemuan” roy suryo yang terjadi pada bulan Mei 2007 masih lebih belakangan ketimbang kemunculan video tersebut di youtube yang bertanggalkan 19 Desember 2006
  3. klaim beliau menemukan rekaman tersebut di universitas leiden amat sangat diragukan, karena pihak perpustakaan universitas leiden sendiri tidak mengakuinya

 

namun bukan sifat roy suryo untuk legowo mengakui kekeliruannya. blunder lagu kebangsaan Indonesia Raya ini tetap beliau lanjutkan:

  • menuduh Des Alwi, yang menyatakan bahwa dokumen lagu Indonesia Raya sudah lama diketahui keberadaannya, sebagai punya kepentingan ekonomi dengan menyembunyikan dokumen tersebut
  • menuduh orang lain yang menunjukkan bahwa temuannya itu tidak baru sebagai pahlawan kesiangan
  • mencap ketua yayasan airputih sebagai tukang kebun

 

sewaktu blunder ini masih hangat-hangatnya, sempat terjadi vandalisme di entri wikipedia tentang lagu kebangsaan Indonesia Raya, ada yang menghapus lirik lagu Indonesia Raya versi lengkap. tentunya tidak dibutuhkan otak jenius untuk bisa memperkirakan siapa kira-kira yang menghapus lirik tersebut.

 

sekarang menjadi narasumber

setelah selesai mengingat kembali masa lalu ketika roy suryo memamerkan ketidak-tahuannya tentang lagu kebangsaan Indonesia Raya, coba kita sekarang membaca sebuah pemberitaan di detikhot, tentang Dhani Terancam 3 Bulan Penjara.

dhani

sepintas isi beritanya memperlihatkan pembalasan dendam roy suryo atas ahmad dhani, yang pernah membuktikan kalau hasil analisis foto roy suryo salah besar. namun yang patut diperhatikan, apalagi setelah membaca kilas balik di atas, adalah ini:

Pria yang ditunjuk oleh Komisi X DPR untuk menjadi narasumber pembahasan RUU Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan (BBLNLK) 7 bulan yang lalu…

saya tidak tahu apakah harus salut kepada roy suryo atau kepada Komisi X DPR, atau pada kedua belah pihak ini sekaligus. blind leading the blind.

Penjelasan Roy itu didasarkan kepada Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958.

ironis. pada waktu roy suryo melakukan blunder tahun 2007, beliau bahkan tidak tahu apa itu PP no. 44 tahun 1958 yang mengatur tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya:

Kemudian menurut Roy, setelah melihat rekaman asli yang diproduksi oleh Chuuoo Sangi-In (DPR zaman Jepang, red) pada September 1944 itu, Katon dan Nugie ingin sekali menyanyikan kembali Indonesia Raya versi asli dengan tempo sesuai aslinya. ”Mereka berdua tertarik ingin menyanyikan lagu itu sesuai irama aslinya,” jelas Roy.

irama asli lagu Indonesia Raya adalah con bravura dengan tempo 144-169 BPM (beats per minute, ketukan per menit), berbeda dengan versi sekarang yang berirama maestoso con bravura dengan tempo 120 BPM; dan menurut PP tersebut:

(2)Lagu Kebangsaan tidak boleh diperdengarkan dan/atau dinyanyikan dengan nada-nada, irama, iringan, kata-kata dan gubahan-gubahan lain daripada yang tertera dalam lampiran-lampiran Peraturan ini.

namun kini beliau dengan sangat fasih selalu mengutip PP no 40 tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia. dan malah dijadikan narasumber oleh Komisi X DPR.

hiduplah Indonesia Raya. (?)

12 Comments

  1. pertamax!

  2. Woo…
    Kampanye iki!
    Memanfaatkan media untuk mematikan musuhnya satu per satu…

    *Meski aku nggak terlalu suka sama Dani, tapi lebih nggak suka sama RS*

  3. Sedih, Om.
    Beneran.

  4. Komentar Anda dalam blog saya kalau masih heran mengapa anda merasa dikomentari miring, itu karena anda masih tidak bisa membedakan antara sebuah ide dengan sebuah pribadi. kalau masih belum mengerti, coba pakai contoh kalimat: “semua orang sama di mata hukum.” dari kalimat ini maka tidak peduli apakah seorang “roy suryo” atau seorang “tukang kebun”, keduanya sama di mata hukum.

    kalau anda sudah bisa membebaskan diri dari kungkungan bahwa tiap ide harus dipasangkan dengan sebuah pribadi, maka anda akan mengerti dan tidak heran lagi terhadap komentar saya kepada anda.

    ingat, saya tidak pernah menyalahkan, apalagi menganggap rendah anda yang mencantumkan nama KTP pada tulisan anda. namun sikap anda yang merendahkan blogger yang tidak menggunakan nama KTP pada tulisannya setara dengan anda merendahkan buku / karya tulis yang nama pengarangnya menggunakan pseudonim.

    Tanggapan Saya :

    Mungkin saya terlalu naif hingga kurang memahami arah statement anda. Maksud anda untuk membedakan ide dengan sebuah pribadi rasanya kurang relevan dengan postingan saya. Bahkan saya sudah mencoba menelisik ulang komentar anda di postingan saya terdahulu samimawon mas..ora mudeng.

    Saya tidak pernah merendahkan bloggers yang tidak menggunakan nama asli dalam membuat blog. Jika ada tolong tunjukkan ditulisan yang mana saya membuat statement seperti itu. Saya hanya mengajak dan menyarankan supaya kawan-kawan blogger membuat identitas asli dalam ngeblog. Itu saja. Btw, anda harus hati-hati, kata “merendahkan” itu konotasinya buruk.

    Menggunakan pseudonim itu boleh-boleh saja dalam menulis, tapi jangan salah identitas asli tetap ada pada penerbit. Ngeblog juga begitu, silahkan saja menggunakan nama samaran, tapi ketika register ya gunakan identitas asli.

    Saya pikir kita semua sependapat dan sepaham soal identitas asli dalam membuat blog, jadi polemik seperti ini tidak perlu dibuat rumit. Salam!

    Btw, anda harus hati-hati, kata “merendahkan” itu konotasinya buruk.

    komentar yang sama juga berlaku terlebih dulu untuk anda: melabeli komentar seseorang sebagai miring juga berkonotasi buruk. itulah indahnya blog, komunikasi berjalan dua arah, bukan seperti roy suryo yang tidak mau ada komunikasi tertulis dua arah.

  5. Menggunakan pseudonim itu boleh-boleh saja dalam menulis, tapi jangan salah identitas asli tetap ada pada penerbit. Ngeblog juga begitu, silahkan saja menggunakan nama samaran, tapi ketika register ya gunakan identitas asli.

    Bo’ ya kalo bikin logika analogi yang cocok dong ah. Kalo “pseudonim boleh karena identitas ada di penerbit”, ya cocoknya anda menyimpulkan “ngeblog dengan nama samaran boleh karena identitas ada di tempat hosting”.

  6. jadi mikir apa sebaiknya kalo RS ngawur lagi gak usah dikoreksi ke dianya, nanti dia akan pakai itu koreksi seolah-olah hasil pemikiran dia sendiri, rugi kan kita yg mengoreksi? lebih baik sama2 sampaikan counter ke media yg sama atau malah pihak yg lebih tinggi.

  7. roi memang gak ada habisnya :mrgreen:

  8. kumis roy emang mooi!

    eh, berima!

  9. Indonesia! The only place where evolution goes backward!! Mwahahahahahah

  10. roy is in da house … kwkwkwkwkw …

  11. Yakin “ditunjuk Komisi X” ? Jangan-jangan salah kutip. Lain hari kita sempatkan recheck ke para jurnalis, apakah beliau ini memang ditunjuk Komisi X, atau jangan-jangan Komisi XXX, atau bisa jadi sedang tak sengaja hadir sebagai Fraksi Balkon lagi.

  12. jamane jaman edan,
    siapa yg tdak edan tdk bakalan keduman/kebagian.


One Trackback/Pingback

  1. By next billionaire blog on 28 Des 2008 at 2:28 pm

    Kiat-kiat sukses berkampanye…

    Wah, lagi musimnya kampanye-kampanyean kan? Mudah-mudahan posting ini bisa menjadi salah satu acuan para calon legislatif untuk bisa sukses pada saat pemilihan nanti.
    Bukan sembarang metode loh, ini sudah dibuktikan oleh seseorang yang sudah terkenal, …

Tinggalkan komentar